Bacaan qunut dan berdiri ketika qunut dalam perspektif madzhab Imam Asy Syafi’i termasuk sunnah, lebih tepatnya sunnah ab’adh.
Apa itu sunnah ab’adh?
Dalam kitab
المعتمد في الفقه الشافعي
juz 1 halaman 308 – 309 disampaikan :
فالأبعاض : هي سنة بعضية للصلاة يثاب فاعلها، فإذا تركها المصلي فلا تبطل الصلاة، و لكن تجبر بسجود السهو في آخر الصلاة
Sunnah ab’adh adalah sunnah dalam aktivitas shalat dimana jika dikerjakan oleh orang yang shalat akan mendapat pahala, dan jika orang yang shalat tidak mengerjakan sunnah ab’adh ini tidak menjadikan shalat batal, akan tetapi bisa ditambal (diperbaiki) dengan mengerjakan sujud sahwi di akhir shalat.
Kemudian juga disampaikan :
سنن الأبعاض في الصلاة ليست كثيرة، و لكنها محصورة :
القنوت
القيام للقنوت
Sunnah-sunnah ab’adh dalam shalat tidak banyak, hanya terbatas yang diantaranya :
- Bacaan qunut
- Berdiri ketika qunut
Lalu bagaimana jika ada makmum masbuq ketika shalat shubuh berjamaah dan ternyata Imam sedang membaca bacaan qunut, apakah makmum masbuq mengulangi bacaan qunut lagi?
Dijelaskan dalam kitab dan juz yang sama namun pada halaman 451 :
و لذلك يعيد المسبوق القنوت في محله إذا صلى مع الإمام الركعة الثانية من الصبح و قنت الإمام فيها، و فعله مع الإمام مستحب للمتابعة فقط، و لا يحسب له القنوت
Oleh karena itu makmum masbuq (yaitu orang yang ketinggalan dari Imam pada shalat berjamaah) mengulangi bacaan qunut pada tempatnya apabila makmum masbuq shalat bersama Imam dimana Imam sudah di rakaat kedua shalat Shubuh dan Imam membaca qunut Shubuh di rakaat kedua tersebut, qunut makmum masbuq bersama Imam hukumnya sunnah karena mengikuti Imam dan makmum masbuq tidak terhitung melakukan qunut ketika itu.
Sehingga dari keterangan tersebut dapat kita pahami makmum masbuq yang melakukan qunut Shubuh karena mengikuti Imam tetap mengulangi bacaan qunut Shubuh pada tempat/posisi dia membaca bacaan qunut.
Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
و الله تعالى أعلم بالصواب
Yurifa Iqbal (santri Ma’had Darussalam Asy Syafi’i angkatan 3)
Murajaah : ustaz Agus Abu Husain