Aqidah Archives - Darussalam Asy Syafii https://darussalam.or.id/category/aqidah/ Pusat Pembelajaran Fiqh Madzhab Asy-Syafi'i Mon, 28 Oct 2024 12:40:32 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.3 https://darussalam.or.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-ds-icon-32x32.png Aqidah Archives - Darussalam Asy Syafii https://darussalam.or.id/category/aqidah/ 32 32 Merasa Aman Dari Hukuman Allāh dan Berputus Asa Dari Rahmat-Nya https://darussalam.or.id/2024/10/merasa-aman-dari-hukuman-allah-dan-berputus-asa-dari-rahmat-nya/ https://darussalam.or.id/2024/10/merasa-aman-dari-hukuman-allah-dan-berputus-asa-dari-rahmat-nya/#respond Fri, 25 Oct 2024 06:00:57 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1998 بسم الله الرحمن الرحيم Al-Imām Abū Ja’far Ath-Thahāwiy rahimahullāh mengatakan : [١٣٥] والأمن والإياس ينقلان عن ملة الإسلام. [١٣٦] وسبيل

The post Merasa Aman Dari Hukuman Allāh dan Berputus Asa Dari Rahmat-Nya appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
بسم الله الرحمن الرحيم

Al-Imām Abū Ja’far Ath-Thahāwiy rahimahullāh mengatakan :

[١٣٥] والأمن والإياس ينقلان عن ملة الإسلام.
[١٣٦] وسبيل الحق بينهما لأهل القبلة.

[135] Merasa aman (dari hukuman Allāh) dan berputus asa (dari rahmat-Nya) dapat mengeluarkan dari Agama Islam.
[136] Dan jalan kebenaran ada di antara keduanya bagi Ahlul Qiblat.

Asy-Syaikh DR. Shālih bin Fauzān bin ‘Abdullāh Al-Fauzān menjelaskan :

[135] “Di antara landasan Akidah Islam adalah al-khauf (rasa takut) dan ar-raja’ (rasa harap). Dan keduanya ini termasuk sebesar-besarnya landasan akidah. Khauf dan raja’ ini harus terkumpulkan keduanya. Tidak cukup hanya membatasi pada salah satu di antara keduanya saja. Sebagaimana Allāh Ta’ālā berfirman ketika menyifati para Nabi-Nya :

إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ
‘Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.’ (Al-Anbiyā’ / 21 : 90)

رَغَبًا :
Ini adalah raja’.

رَهَبًا :
Ini adalah khauf.

Allāh Subhānahu Wa Ta’ālā berfirman :

أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُۥ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُۥٓ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
‘Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allāh) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.’ (Al-Isrā’ / 17 : 57)

Dan Allāh Jallā Wa ‘Alā berfirman :

أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ
‘(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ?’ (Az-Zumar 39 : 9)

Dan keduanya (khauf dan raja’) harus disertai dengan mahabbah (rasa cinta). Maka harus ada tiga perkara ini:

  1. Mencintai Allāh
  2. Takut kepada-Nya Subhānahu Wa Ta’ālā
  3. Dan mengharapkan karunia-Nya

Barangsiapa yang hanya membatasi pada mahabbah saja, maka ia adalah Shūfiy. Orang-orang Shufiy beribadah kepada Allāh ‘Azza Wa Jalla dengan mahabbah. Dan mereka tidak punya khauf dan tidak pula raja’. Salah seorang dari mereka mengatakan, ‘Aku tidak beribadah kepada-Nya karena mengharapkan surga-Nya, dan tidak pula karena takut dari neraka -Nya. Aku beribadah kepada-Nya karena cinta saja.’.
Dan ini adalah kesesatan, wal ‘iyādzu billāh.

Barangsiapa yang beribadah kepada Allāh dengan khauf saja, maka ia termasuk Khawārij. Karena Khawārij hanya mengambil aspek khauf dan wa’īd (ancaman) saja. Sehingga mereka mengkafirkan orang lain dengan sebab melakukan maksiat.

Dan barangsiapa yang beribadah kepada Allāh dengan raja’ saja, maka ia termasuk Murji’ah. Yang mana mereka ini hanya mengambil aspek raja’ saja, dan meninggalkan aspek khauf.

Adapun Ahlut Tauhid, mereka ini beribadah kepada Allāh dengan ketiga aspek tadi : mahabbah, khauf, dan raja’.

Kemudian, sesungguhnya khauf itu tidak disertai dengan putus asa. Jika disertai dengan putus asa dari rahmat Allāh maka menjadi kufur.

إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
‘Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allāh, melainkan kaum yang kafir.’.” (Yūsuf / 12 : 87)

Al-Khalīl (Nabi Ibrāhīm) ‘alaihish shalātu was salām berkata :

قَالَ وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ
‘Ibrahim berkata: ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat.’.’ (Al-Hijr / 15 : 56)

Demikian pula raja’ tidak dinamkan raja’ jika disertai dengan merasa aman dari hukuman Allāh dan tidak adanya khauf. Yang demikian (raja’ yang disertai merasa aman dari hukuman Allāh dan tidak adanya khauf) adalah madzhabnya Murji’ah, dan ini adalah madzhab yang sesat.

أَفَأَمِنُوا۟ مَكْرَ ٱللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
‘Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allāh (yang tidak terduga-duga) ? Tiada yang merasa aman dan azab Allāh kecuali orang-orang yang merugi.” (Al-A’rāf / 7 : 99)

Raja’ semata adalah kufur. Khauf tanpa adanya raja adalah kufur. Oleh karena itu penulis (Al-Imām Abū Ja’far Ath-Thahāwiy) mengatakan :

ينقلان عن ملة الإسلان
‘keduanya (merasa aman dari hukuman Allāh dan berputus asa dari rahmat-Nya) dapat mengeluarkan dari Agama Islam.’

Oleh karena itu sebagian salaf mengatakan, ‘Wajib bagi seorang hamba agar berada di antara khauf dan raja.’. Yakni menyeimbangkan antara keduanya, sebagaimana kedua sayap burung. Dan kedua sayap burung itu seimbang. Seandainya cacat salah satu dari keduanya, niscaya ia akan terjatuh. Begitu pula seorang hamba berada di antara khauf dan raja’ sebagaimana kedua sayap burung.

[136]
الحق بينهما
‘kebenaran ada diantara keduanya’, yakni khauf dan raja’.

لأهل القبلة
‘bagi Ahlul Qiblat’, yakni Orang-Orang Islam. Mereka dinamakan dengan Ahlul Qiblat karena mereka shalat menghadap ke Ka’bah. Adapun orang yang tidak shalat menghadap ke Ka’bah maka bukan termasuk Orang-Orang Islam, karena Allāh memerintahkan untuk menghadap ke Ka’bah. Maka yang wajib adalah mengikuti perintah-Nya Subhānah tatkala perintah menghadap ke Baitul Maqdis sudah di-naskh (dihapus). Maka seorang mukmin beredar bersama perintah-perintah, karena ia adalah hamba.

وَمَا جَعَلْنَا ٱلْقِبْلَةَ ٱلَّتِى كُنتَ عَلَيْهَآ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ
‘Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.’ (Al-Baqarah / 2 : 143)”

[At-Ta’līqāt Al-Mukhtasharah ‘Alā Matn Al-‘Aqīdah Ath-Thahāwiyyah, hal: 141-144, Syaikh DR. Shālih bin Fauzān bin ‘Abdullāh Al-Fauzān, cet. 1 th. 1422H / 2001M, Dārul ‘Āshimah, Riyadh]

——–

Ditulis oleh Muhammad Alfin Yulian (santri Ma’had Darussalam Asy-Syafi’i angkatan 3).
Murajaah: Ustadz Farid Fadhillah, Ph.D.

——
📝Silakan follow media kami berikut untuk mendapat update terkait Mahad Darussalam

Web: darussalam.or.id
FB: fb.me/darussalam.or.id
IG: instagram.com/darussalam.or.id
YT: youtube.com/mahaddarussalam
WA: chat.whatsapp.com/F5udYkGAB10KWmOTfbbI4h

The post Merasa Aman Dari Hukuman Allāh dan Berputus Asa Dari Rahmat-Nya appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2024/10/merasa-aman-dari-hukuman-allah-dan-berputus-asa-dari-rahmat-nya/feed/ 0
Isti’anah (minta tolong) hanya pada Allah https://darussalam.or.id/2024/05/istianah-minta-tolong-hanya-pada-allah/ https://darussalam.or.id/2024/05/istianah-minta-tolong-hanya-pada-allah/#respond Thu, 16 May 2024 01:00:12 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1716 Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Si’di rahimahullah menjelaskan dalam tafsir iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iinu (hanya kepada Allah kami menyembah dan

The post Isti’anah (minta tolong) hanya pada Allah appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Si’di rahimahullah menjelaskan dalam tafsir iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iinu (hanya kepada Allah kami menyembah dan hanya kepada Allah kami meminta tolong)

وذكر الاستعانة بعد العبادة مع دخولها فيها, لاحتياج العبد في جميع عباداته إلى الاستعانة بالله تعالى. فإنه إن لم يعنه الله, لم يحصل له ما يريده من فعل الأوامر, واجتناب النواهي.

“Disebutan isti’anah (minta tolong ) kepada Allah setelah ibadah, padahal isti’anah termasuk dalam ibadah, karena hamba sangat butuh untuk minta pertolongan Allah dalam setiap ibadahnya. Jika Allah tidak menolongnya, maka ia tidak akan bisa meraih apa yang diinginkan yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah”

(Taisirul Kariimir Rahman, hal. 23, Darul ‘Aqidah)

Mochamad Rido Rizki Ahad (Santri angkatan ke-3 Ma’had Darussalaam)

The post Isti’anah (minta tolong) hanya pada Allah appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2024/05/istianah-minta-tolong-hanya-pada-allah/feed/ 0
Bukti Nubuwwah Nabi Muhammad : Makkah Senantiasa Menjadi Negeri Muslim https://darussalam.or.id/2024/03/bukti-nubuwwah-nabi-muhammad-makkah-senantiasa-menjadi-negeri-muslim/ https://darussalam.or.id/2024/03/bukti-nubuwwah-nabi-muhammad-makkah-senantiasa-menjadi-negeri-muslim/#respond Thu, 21 Mar 2024 01:00:41 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1666 Bukti Nubuwwah Nabi Muhammad : Makkah Senantiasa Menjadi Negeri Muslim Nabi pernah memberikan kabar kepada kita bahwa tidak akan ada

The post Bukti Nubuwwah Nabi Muhammad : Makkah Senantiasa Menjadi Negeri Muslim appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Bukti Nubuwwah Nabi Muhammad : Makkah Senantiasa Menjadi Negeri Muslim

Nabi pernah memberikan kabar kepada kita bahwa tidak akan ada lagi hijrah meninggalkan kota Makkah setelah terjadi fathul Makkah.

Ulama mengatakan bahwa ada tanda nubuwwah dah mukjizat kanjeng Nabi Muhammad dalam hadits ini, apa itu? Mari kita simak pemaparan Ibnu ‘Allan Asy-Syafi’i berikut ini.

وعن عائشة ,قال قالت النبيّ: لا هجرة) أي: من مكة (بعد الفتح) أي: فتحها، وجاء في حديث للبخاري مرفوعًا «لا هجرة بعد فتح مكة» وكان في رمضان سنة ثمان من الهجرة.

يتضمن الحديث على هذا القول معجزة لرسول الله، وهي أن مكة تبقى دار الإسلام لا يتصوّر منها الهجرة

Hadits Nabi yang artinya “Tidak ada hijrah setelah fathul (Makkah)”, mengandung suatu hal yang sangat luar biasa, apa itu?

Hadits ini adalah mukjizat kanjeng Nabi Muhammad!

Kok bisa?

Karena hadits di atas bisa dimaknai bahwa “Makkah akan senantiasa menjadi negeri islam, sehingga tidak ada lagi hijrah meninggalkan kota Makkah”.

(Terjemah bebas dari Dalilul Falihin syarah riyadhus shalihin, karya Imam Ibnu ‘Allan Asy-Syafi’i Al-Makki)

———

Jika kita lihat realita hari ini, selama 1400 tahun lebih, Makkah tetaplah negeri islam. Meskipun berganti-ganti pemimpin dan model kepemimpinan, namun Makkah tidak pernah sedetikpun pernah dikuasai oleh orang kafir.

Benar-benar menunjukkan nubuwwah dari Nabi Muhammad, bahwa apa yang beliau katakan tentang masa depan, pasti akan terjadi.

Ditulis oleh Dany Permana, santri Ma’had Darussalam Asy-Syafi’i angkatan 2

The post Bukti Nubuwwah Nabi Muhammad : Makkah Senantiasa Menjadi Negeri Muslim appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2024/03/bukti-nubuwwah-nabi-muhammad-makkah-senantiasa-menjadi-negeri-muslim/feed/ 0
Apa yang Akan Kamu Dapatkan Dari Ibadah Sholat? https://darussalam.or.id/2024/03/apa-yang-akan-kamu-dapatkan-dari-ibadah-sholat/ https://darussalam.or.id/2024/03/apa-yang-akan-kamu-dapatkan-dari-ibadah-sholat/#respond Mon, 18 Mar 2024 01:00:49 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1656 Apa yang Akan Kamu Dapatkan Dari Ibadah Sholat? Syekh Wahbah az-Zuhaili rahimahullahu mengatakan, فمن فوائدها الدينية: عقد الصلة بين العبد

The post Apa yang Akan Kamu Dapatkan Dari Ibadah Sholat? appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Apa yang Akan Kamu Dapatkan Dari Ibadah Sholat?

Syekh Wahbah az-Zuhaili rahimahullahu mengatakan,

فمن فوائدها الدينية: عقد الصلة بين العبد وربه، بما فيها من لذة المناجاة للخالق، وإظهار العبودية لله، وتفويض الأمر له، والتماس الأمن والسكينة والنجاة في رحابه، وهي طريق الفوز والفلاح، وتكفير السيئات والخطايا، قال تعالى: ﴿قد أفلح المؤمنون، الذين هم في صلاتهم خاشعون﴾ [المؤمنون٢٣/ ١ – ٢]

Faidah atau keuntungan diniyyah yang didapatkan dari mendirikan sholat.

Sholat adalah sebuah ikatan suci, akad mulia yang menghubungkan antara seorang hamba dengan Rabbnya.

Hal ini karena dalam mendirikan sholat terdapat kelezatan bermunajat, meminta, mengadu, dan mengemis kepada Al-Kholiq, Sang pencipta kita.

Suatu bukti yang menunjukkan penghambaan kita kepada Allah.

Bentuk penyerahan segala urusan kita kepada Allah Al-Kholiq.

Sebuah permintaan kita kepada Allah, agar Allah berikan kita rasa aman, ketenangan, dan kemenangan dalam segala urusan kita.

Sholat juga merupakan jalur ekspres yang kita miliki untuk mendapatkan kebahagiaan dan kemenangan.

Dengan sholat pula, menjadi sebab hancurnya berbagai keburukan, kesalahan, dan dosa-dosa hamba.

Allah berfirman dalam Al-Mu’minun ayat 1-2
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.”

——-

Terjemah Fiqhul Islami wa Adillatuh karya Syaikh Wahbah Az-Zuhaili rahimahullah rahmatan wasiah.

Ditulis oleh Dany Permana, santri Ma’had Darussalam Asy-Syafi’i angkatan 2

The post Apa yang Akan Kamu Dapatkan Dari Ibadah Sholat? appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2024/03/apa-yang-akan-kamu-dapatkan-dari-ibadah-sholat/feed/ 0
Tiga Sifat Tinggi Bagi Allah Rabbul ‘Alamin https://darussalam.or.id/2024/02/tiga-sifat-tinggi-rabbul-alamin/ https://darussalam.or.id/2024/02/tiga-sifat-tinggi-rabbul-alamin/#respond Thu, 08 Feb 2024 13:00:40 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1597 Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 255 yang masyhur dengan ayat kursi : وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ

The post Tiga Sifat Tinggi Bagi Allah Rabbul ‘Alamin appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 255 yang masyhur dengan ayat kursi :

وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Tafsir ayat ini di dalam kitab
تفسير الجلالين ومعه حاشية هداية الموحدين
halaman 42 disampaikan :

﴿ولا يَئُودهُ﴾ يُثْقِلهُ ﴿حِفْظهما﴾ أيْ السَّمَوات والأَرْض ﴿وهُوَ العَلِيّ﴾ فَوْق خَلْقه بِالقَهْرِ ﴿العَظِيم﴾ الكَبِير

Menjaga langit & bumi tidaklah memberatkan Allah (tidaklah membebani Allah), dan Allah Maha Tinggi diatas seluruh makhluk-Nya dengan kuasa-Nya lagi Maha Besar.

Namun yang perlu dipahami dalam pembahasan ini adalah wajib bagi kita umat Islam untuk menetapkan 3 sifat tinggi bagi Allah!

Menetapkan sifat tinggi bagi Allah (إثبات العلو لله سبحانه) dengan 3 jenisnya dapat kita jumpai dalam kitab-kitab aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Atsariyah. Apa saja 3 sifat tinggi bagi Allah yang wajib ditetapkan tersebut?

Di dalam kitab
شرح العقيدة الواسطية
karya Syaikh Muhammad Khalil Harras pada halaman 136 dijelaskan makna dari sifat ‘aliy (tinggi, العلي) bagi Allah :

فالعلي: هو الذي له العلو المطلق من جميع الوجوه

Sifat tinggi bagi Allah adalah ketinggian mutlak dari seluruh aspek

علو الذات: وكونه فوق جميع المخلوقات مستويا على عرشه

1. ‘Uluwu Dzat : Allah berada diatas seluruh makhluk-Nya & Allah beristiwa diatas Arsy-Nya.

وعلو القدر: إذ كان له كل صفة كمال، وله من تلك الصفة أعلاها وغايتها

2. ‘Uluwu Al Qadr : Allah memiliki seluruh sifat kesempurnaan, Allah memiliki sifat yang paling tinggi dan paling agung.

و معناه : أنه سبخانه عال و منزه عن كل عيب و نقص

Dan maknanya adalah Allah Ta’ala mulia juga suci dari seluruh cacat, aib, & kekurangan!

وعلو القهر: إذ كان هو القاهر فوق عباده وهو الحكيم الخبير

3. ‘Uluwu Al Qahr : Allah Maha Berkuasa atas seluruh hamba-Nya juga Allah Maha Hikmah serta Maha Mengetahui Secara Detail.

معناه : أنه سبخانه غالب و متصرف بكل ما سواه

Dan maknanya adalah Allah Ta’ala menguasai dan memaksa serta mengatur segala sesuatu yang ada selain Allah.

Inilah 3 sifat tinggi bagi Allah yang wajib ditetapkan sebagaimana keterangan dalam kitab

تفسير الجلالين ومعه حاشية هداية الموحدين

halaman 42 :

والواجب إثبات العلو لله سبحانه بأقسامه الثلاثة

Dan wajib hukumnya menetapkan 3 sifat tinggi bagi Allah Ta’ala.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

والله تعالى أعلم بالصواب

Yurifa Iqbal (santri Ma’had Darussalam Asy Syafi’i angkatan 3)

Murajaah : Ustadz Farid Fadhillah, Ph.D.


The post Tiga Sifat Tinggi Bagi Allah Rabbul ‘Alamin appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2024/02/tiga-sifat-tinggi-rabbul-alamin/feed/ 0
Pandangan Salaf Terkait Sifat-Sifat Allah https://darussalam.or.id/2024/01/pandangan-salaf-terkait-sifat-sifat-allah/ https://darussalam.or.id/2024/01/pandangan-salaf-terkait-sifat-sifat-allah/#respond Thu, 18 Jan 2024 01:00:18 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1538 Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dalam matan kitab Aqidah Wasithiyah telah memaparkan secara global konsep keimanan kepada Allah yang berkaitan dengan

The post Pandangan Salaf Terkait Sifat-Sifat Allah appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dalam matan kitab Aqidah Wasithiyah telah memaparkan secara global konsep keimanan kepada Allah yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah.

Dalam matan kitab Aqidah Wasithiyah disampaikan :

ومن الإيمان بالله: الإيمان بما وصف به نفسه في كتابه العزيز، وبما وصفه به رسوله محمد ﷺ؛ من غير تحريف ولا تعطيل، ومن غير تكييف ولا تمثيل

Diantara iman kepada Allah adalah mengimani semua sifat yang Allah tetapkan untuk diri-NYA dalam Al Quran juga mengimani semua sifat yang ditetapkan oleh Rasulullaah Muhammad ﷺ dengan menghindari penyelewengan makna, menjaga diri dari pengingkaran, menghindari pembahasan teknis serta tata cara bagaimana sifat tersebut, dan menghindari penyamaan sifat Allah dengan sifat makhluk-NYA.

بل يؤمنون بأن الله ليس كمثله شيء وهو السميع البصير

Bahkan Ahlus Sunnah Wal Jamaah mengimani bahwa tidak ada satupun yang semisal/serupa dengan Allah dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Perlu diketahui bahwa pandangan yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyah ini juga sudah disampaikan oleh para ulama sebelum beliau!

Misalnya dalam kitab
عقيدة السلف و أصحاب الحديث
halaman 160 penerbit Darul Ashimah disampaikan :

ويثبتون له ﷻ ما أثبت لنفسه في كتابه، وعلى لسان رسوله صلى الله عليه وسم، ولا يعتقدون تشبيها لصفاته بصفات خلقه

Ashabul Hadits (golongan ahli hadits, nama lain dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah) menetapkan semua sifat yang telah Allah tetapkan untuk diri-NYA dalam Al Quran dan semua sifat yang ditetapkan oleh Rasulullaah Muhammad ﷺ, dan Ashabul Hadits tidak pernah meyakini adanya keserupaan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk.

Penulis kitab ini kemudian melanjutkan penjelasannya :

وقد أعاذ الله تعالى أهل السنة من التحريف والتشبيه والتكييف،

Allah Ta’ala telah melindungi ahlus sunnah dari melakukan penyelewengan makna, melakukan penyamaan sifat Allah dengan sifat makhluk-NYA, dan menjaga ahlus sunnah dari membahas teknis serta tata cara bagaimana sifat tersebut.

ومن عليهم بالتعريف والتفهيم حتى سلكوا سبيل التوحيد والتنزيه، وتركوا القول بالتعطيل والتشبيه، واتبعوا قول الله عز و جل: ليس كمثله شيء وهو السميع البصير

Di sisi lain Allah telah mengkaruniakan kepada ahlus sunnah ilmu dan pemahaman sehingga ahlus sunnah dapat menapaki jalan tauhid serta mensucikan Allah dari seluruh kekurangan, dan ahlus sunnah juga tidak melakukan pengingkaran sifat-sifat Allah dan juga tidak menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk-NYA! Ahlus sunnah mengikuti firman Allah dalam surat Asy Syura ayat 11 : tidak ada satupun yang semisal/serupa dengan Allah dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Kitab lain sebelum era Syaikhul Islam Ibn Taimiyah yang menjelaskan posisi salaf terkait sifat-sifat Allah dapat kita jumpai dalam kitab
الأسماء والصفات للبيهقي
dimana dalam kitab ini pada juz 2 halaman 376 disampaikan :

قال إسحاق بن راهويه: سألني ابن طاهر عن حديث النبي ﷺ يعني في النزول – فقلت له: النزول بلا كيف. قال أبو سليمان الخطابي: هذا الحديث وما أشبهه من الأحاديث في الصفات كان مذهب السلف فيها الإيمان بها، وإجراءها على ظاهرها ونفي الكيفية عنها

Imam Ishaq bin Rahawaih berkata : Ibn Thahir bertanya kepadaku tentang hadits Rasulullaah ﷺ yaitu hadits nuzul (turunnya Allah), maka ku katakan padanya : turun yang tidak dipertanyakan teknis serta tata cara bagaimananya. Imam Abu Sulaiman Al Khattabi berkata : madzhab salaf mengimani hadits turunnya Allah ini dan hadits-hadits semisal yang menginformasikan sifat-sifat Allah serta membiarkannya sesuai dengan zhahir (yang tampak) pada hadits, serta meniadakan kaifiyat alias menghindari pembahasan teknis serta tata cara bagaimananya.

Masih dalam kitab yang sama pada juz 2 halaman 377 juga terdapat keterangan sebagai berikut :

ثنا الأوزاعي، عن الزهري، ومكحول، قالا: امضوا الأحاديث على ما جاءت

Imam Al Auzai telah mengabarkan kepada kami, dari Az Zuhri dan Makhul berkata : biarkanlah hadits-hadits yang menginformasikan sifat Allah tersebut sebagaimana adanya.

Kemudian juga terdapat keterangan sebagai berikut :
سئل الأوزاعي ومالك وسفيان الثوري والليث بن سعد عن هذه الأحاديث التي جاءت في التشبيه فقالوا: أمروها كما جاءت بلا كيفية

Imam Al Auzai, Imam Malik, Imam Sufyan Ats Tsauri, Imam Al Laits bin Saad pernah ditanya terkait hadits-hadits yang terkesan ada keserupaan antara Allah dengan makhluk, maka para Imam ini merespon : perlakukanlah hadits-hadits sifat Allah tersebut sebagaimana adanya tanpa ditanyakan bagaimana kaifiyat bentuk, teknis dan tata caranya.

Dalam kitab
السنة لأبي بكر بن الخلال
yang ditulis sebelum era Syaikhul Islam Ibn Taimiyah pada juz 1 halaman 259 juga telah disampaikan :

حدثنا أبو بكر، قال: ثنا الفضل بن سليمان، قال: ثنا الهيثم بن خارجة، قال: ثنا الوليد بن مسلم، قال: سألت سفيان، والأوزاعي، ومالك بن أنس، والليث بن سعد، عن هذه الأحاديث،؟ فقالوا: نمرها كما جاءت

Abu Bakar telah mengabarkan kepada kami, dia berkata Fadhl bin Sulaiman telah mengabarkan kepada kami, dia berkata Haitsam bin Kharijah telah mengabarkan kepada kami, dia berkata Walid bin Muslim telah mengabarkan kepada kami, dia berkata : saya bertanya kepada Imam Sufyan Ats Tsauri, Imam Al Auzai, Imam Malik bin Anas, Imam Al Laits bin Saad berkaitan dengan hadits-hadits yang menginformasikan sifat-sifat Allah. Para Imam tersebut menjawab : kami perlakukan hadits-hadits sifat Allah tersebut sebagaimana adanya.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب

Yurifa Iqbal (santri Ma’had Darussalam Asy Syafi’i angkatan 3)

Murajaah : Ustadz Farid Fadhillah, Ph.D.

The post Pandangan Salaf Terkait Sifat-Sifat Allah appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2024/01/pandangan-salaf-terkait-sifat-sifat-allah/feed/ 0
Makna Dua Kalimat Syahadat https://darussalam.or.id/2023/11/makna-dua-kalimat-syahadat/ https://darussalam.or.id/2023/11/makna-dua-kalimat-syahadat/#respond Mon, 27 Nov 2023 01:00:34 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1417 Makna dua kalimat syahadat قال السيد أحمد بن عمر الشاطري: والمعنى: أن الأول من أركان الإسلام: تيقن واعتقاد أن لا

The post Makna Dua Kalimat Syahadat appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Makna dua kalimat syahadat

قال السيد أحمد بن عمر الشاطري:

والمعنى: أن الأول من أركان الإسلام: تيقن واعتقاد أن لا معبود بحق فى الوجود إلا الله وأن سيدنا محمدًا رسول الله إلى الإنس والجن
إجماعًا وكذا الملائكة على المعتمد

As-Sayyid Ahmad bin Umar asy-Syathiri berkata:

Makna syahadatain ialah: sesungguhnya rukun Islam yang paling pertama adalah meyakini dan mengimani bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah di alam semesta ini selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah untuk manusia dan jin secara ijma’. Begitu juga ( diutus ) untuk malaikat menurut pendapat yang mu’tamad.

Asy-Syathiri, Ahmad bin Umar, Nail ar-Raja’ syarah Safinah an-Naja’, Dar al-Kutub al-Islamiyah Jakarta, hal. 16.

Ditulis oleh Alvy Rizqy Pratama, Santri Ma’had Darussalam Asy-Syafi’i angkatan 5

—–

📩 Silakan disebarkan dan follow media kami untuk mendapat update terkait Mahad Darussalam

Web: darussalam.or.id
FB: fb.me/darussalam.or.id
IG: instagram.com/darussalam.or.id
YT: youtube.com/mahaddarussalam
WA: chat.whatsapp.com/F5udYkGAB10KWmOTfbbI4h

The post Makna Dua Kalimat Syahadat appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2023/11/makna-dua-kalimat-syahadat/feed/ 0
Pengkhususan Ibadah dan Permohonan Pertolongan Hanya pada Allah (Tafsir QS Al-Fatihah) https://darussalam.or.id/2023/10/pengkhususan-ibadah-dan-permohonan-pertolongan-hanya-pada-allah-tafsir-qs-al-fatihah/ https://darussalam.or.id/2023/10/pengkhususan-ibadah-dan-permohonan-pertolongan-hanya-pada-allah-tafsir-qs-al-fatihah/#respond Mon, 23 Oct 2023 13:00:09 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1298 ‌Faedah dars ke-1 Tafsir Jalalain Pengkhususan ibadah dan permohonan pertolongan hanya pada Allah ( surat Al-fatihah ) Pada ayat: “إياك

The post Pengkhususan Ibadah dan Permohonan Pertolongan Hanya pada Allah (Tafsir QS Al-Fatihah) appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
‌Faedah dars ke-1 Tafsir Jalalain
Pengkhususan ibadah dan permohonan pertolongan hanya pada Allah ( surat Al-fatihah )

Pada ayat: “إياك نعبد وإياك نستعين”

Teks tafsir Jalalain :

أي نخصك بالعبادة من توحيد وغيره
وبطلب المعونة على العبادة وغيرها

Yaitu kami mengkhususkan hanya kepadaMu yaa Allah dalam beribadah berupa tauhid dan ibadah yang lainnya. Kami juga mengkhususkan hanya kepadaMu ya Allah dalam meminta pertolongan dalam perkara ibadah maupun yang selainnya.

Faedah:

1. Kalimah “إياك ” berupa maf’ul bih yang didahulukan mengandung makna pengkhususan hanya kepada Allah kita beribadah dan meminta pertolongan.

2. Redaksi di Tafsir Jalalain: “ونطلب المعونة”,
sedangkan di Hasyiyah Jamal:
” وبطلب المعونة”

Redaksi yang lebih tepat yang diawali dengan huruf “ب”,
karena Athof ke “بالعبادة” . takdirnya : ونخصك بطلب المعونة sehingga bermakna pengkhususan, meminta pertolongan hanya pada Allah.

Jika memakai redaksi : ونطلب المعونة maka tidak ada makna pengkhususan dalam meminta pertolongan pada Allah karena diathafkan ke kata نخصك sehingga diartikan “Dan kami meminta pertolongan kepada Mu ya Allah ( tidak menafikan permintaan pertolongan kepada selain Allah).”

والله أعلم بالصواب

✍🏻 Agus Setiawan
(Santri ma’had Darussalam Angkatan ke-5)

Muraja’ah : Ustadz Agus Abu Husain Hafidzahullaah.

—–

📩 Silakan disebarkan dan follow media kami untuk mendapat update terkait Mahad Darussalam

Web: darussalam.or.id
FB: fb.me/darussalam.or.id
IG: instagram.com/darussalam.or.id
YT: youtube.com/mahaddarussalam
WA: chat.whatsapp.com/F5udYkGAB10KWmOTfbbI4h

The post Pengkhususan Ibadah dan Permohonan Pertolongan Hanya pada Allah (Tafsir QS Al-Fatihah) appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2023/10/pengkhususan-ibadah-dan-permohonan-pertolongan-hanya-pada-allah-tafsir-qs-al-fatihah/feed/ 0
3 Pembagian Masalah Ziarah Kubur https://darussalam.or.id/2023/03/3-pembagian-masalah-ziarah-kubur/ https://darussalam.or.id/2023/03/3-pembagian-masalah-ziarah-kubur/#respond Thu, 09 Mar 2023 01:00:55 +0000 https://darussalam.or.id/?p=1030 3 Pembagian Masalah Ziarah Kubur 1️⃣ Ziarah Syar’i Adalah ziarah kubur yang diperbolehkan syari’at yaitu ziarah untuk mendoakan mayit. Hal

The post 3 Pembagian Masalah Ziarah Kubur appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
3 Pembagian Masalah Ziarah Kubur

1⃣ Ziarah Syar’i
Adalah ziarah kubur yang diperbolehkan syari’at yaitu ziarah untuk mendoakan mayit. Hal ini disyariatkan karena mempunyai 2 faidah, yaitu;
🔹Sebagai pengingat akan kematian, sebagaimana yang disebutkan;
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : فإنها تذكر الآخرة { أخرج الترمذي : ١٠٥٤ }
🔹Sebagai sarana mendoakan dan memohonkan ampun mayit.

2⃣ Ziarah Penyebab Syirik Uluhiyah
Adalah ziarah kubur dengan menjadikan mayit sebagai wasilah untuk berdoa kepada Allah ta’ala.

3⃣ Ziarah Penyebab Syirik Rububiyah
Adalah ziarah kubur dengan menjadikan mayit sebagai tempat meminta pertolongan. Bahkan, ini juga termasuk syirik uluhiyyah.

📚 Kitab Ifadatul Mustafid Syarh Tajridut Tauhid Al Mufid

Allahu A’lam

✍ Nilam CRM (Santri Mahad Darussalam)
Murajaah: Ustadz Farid Fadhillah

Barakallahu fiikum
Semoga bermanfaat
_____________________________________________
Mari belajar bersama dan mengambil faedah dengan mengunjungi dan mengikuti
👇🏼👇🏼👇👇
website: darussalam.or.id
facebook: darussalam.or.id
instagram: darussalam.or.id
youtube: mahaddarussalam

Jazakumullahu Khairan

 

 

The post 3 Pembagian Masalah Ziarah Kubur appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2023/03/3-pembagian-masalah-ziarah-kubur/feed/ 0
EMPAT SISI KEKELIRUAN MEMAKNAI ISTIWA DENGAN ISTAULA https://darussalam.or.id/2023/01/empat-sisi-kekeliruan-memaknai-istiwa-dengan-istaula/ https://darussalam.or.id/2023/01/empat-sisi-kekeliruan-memaknai-istiwa-dengan-istaula/#respond Tue, 17 Jan 2023 03:00:06 +0000 https://darussalam.or.id/?p=939 Syaikh Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafidzhahullah menjelaskan empat sisi kekeliruan istiwa jika diartikan istaula dalam kitabnya. 1️⃣ Penafsiran

The post EMPAT SISI KEKELIRUAN MEMAKNAI ISTIWA DENGAN ISTAULA appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
Syaikh Sholih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafidzhahullah menjelaskan empat sisi kekeliruan istiwa jika diartikan istaula dalam kitabnya.

1⃣ Penafsiran ini (istiwa menjadi istaula) adalah penafsiran yang diada-adakan, menyelisihi tafsir salaf dari para sahabat, tabi’in, dan yang mengikuti mereka. Adapaun yang pertama kali berpendapat demikian adalah Jahmiyyah dan Mu’tazilah. Dan pendapat ini tertolak.

2⃣ Jika maksud dari istiwa di atas ‘arsy itu adalah istiila/istaula (menguasai) kerajaannya, maka di sana tidak ada perbedaan antara ‘arsy dan bumi yang tujuh, hewan melata, serta seluruh makhluk. Karena Allah menguasai dan memiliki semuanya. Maka, tidak ada faidah dari penyebutan ‘arsy.

3⃣ Bahwa lafadzh istawa ‘alal ‘arsy telah banyak penyebutannya dalam Al-Quran dan As-Sunnah, tetapi tidak datang satu pun lafadzh istaula ‘alal ‘arsy sehingga ditafsirkan dengan bentuk lafadzh ini (istaula) nash-nash lainnya (yang berbunyi istawa).

4⃣ Ayat istiwa datang dengan lafadzh tsumma (kemudian) yang mengandung makna tartib (urutan) dan ada jeda waktu. Jika seandainya lafadzh istiwa maknanya istaula ‘alal ‘arsy wal qudrah ‘alaih (mengusai ‘arsy dan punya kuasa atasnya), maka tidak akan diakhirkan (istawa ‘alal ‘arsy) setelah menciptakan langit-langit dan bumi, karena sesungguhnya ‘arsy Allah telah ada 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi sebagaimana telah tetap dalam shahih Muslim. Maka bagaimana bisa Allah sebelumnya tidak kuasa dan tidak mengusai ‘arsy sampai Ia menciptakan langit dan bumi. Ini adalah kebatilan yang sangat batil. Allahu ‘alaam.

✍Mochamad Rido Rizki ( santri Ma’had Darussalam As-Syafii )
Muraja’ah: Ustadz Farid Fadhilah hafidzhahullah

Sumber:
📚 Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, hal. 85 Dar Al-Mirots An-Nabawi

Barakallahu fiikum
Silahkan dibagikan semoga bermanfaat
_____________________________________________
Mari belajar bersama dan mengambil faedah dengan mengunjungi dan mengikuti
👇🏼👇🏼👇👇
website: darussalam.or.id
facebook: darussalam.or.id
instagram: darussalam.or.id
youtube: mahaddarussalam

Jazakumullahu Khairan

The post EMPAT SISI KEKELIRUAN MEMAKNAI ISTIWA DENGAN ISTAULA appeared first on Darussalam Asy Syafii.

]]>
https://darussalam.or.id/2023/01/empat-sisi-kekeliruan-memaknai-istiwa-dengan-istaula/feed/ 0