Beliau adalah Yusuf bin Yahya , Abu Ya’qub Al Buwaithi, nisbah kepada sebuah desa yang bernama Buwaith. Beliau belajar kepada Al Imam Asy syafi’i ketika al imam masuk ke mesir. Imam Al Buwaithi seorang mujtahid, ahli zuhud, dan sangat wara’. Namanya banyak disebut-sebut dikitab-kitab syafi’iyyah. Beliau adalah salah satu dari perawi utama yang meriwayatkan madzhab jadid dari Al Imam Asy syafi’i. Beliau memiliki kitab mukhtashor dari perkataan-perkataan gurunya yakni Asy syafi’i, yang merupakan salah satu rujukan untuk mengetahui qoul dari asy syafi’i.
Imam Al buwaithi termasuk murid yang diunggulkan oleh Al Imam Asy syafi’i di antara murid-muridnya yang lain. Oleh karenanya beliaulah yang menggantikan Al Imam Asy syafi’i di halaqohnya dan juga dalam berfatwa sepeninggalan asy syafi’i.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanadnya sampai kepada Ar Rabii’ bin Sulaiman Al Muroodi: “Bahwa Abu ya’qub memiliki kedudukan (tinggi) di sisi Asy syafi’i. Dahulu ada seorang lelaki bertanya kepada Asy Syafi’i tentang satu permasalahan maka Asy syafi’i berkata: “tanyakan kepada abu ya’qub.” Maka setelah abu ya’qub menjawabnya, lelaki tadi mengabari Asy syafi’i akan jawaban Abu Ya’qub. Kemudian beliau berkata: “(jawabnya) adalah sebagaimana perkataannya (abu ya’qub)”.
Suatu ketika pernah datang utusan dari polisi untuk meminta fatwa kepada Asy Syafi’i maka beliau mengarahkannya kepada Abu Ya’qub seraya berkata : “(dia) ini adalah lisanku”. Demikianlah, sehingga tidaklah mengherankan ketika Al Imam sakit, maka Abu ya’qub al buwaithi lah yang menggantikan tempat beliau dalam pelajaran dan dalam fatwa.
Diriwayatkan oleh Al Baihaqy dengan sanadnya sampai kepada Ar Rabii’ Al Murodi bahwa ketika Al Imam Asy syafi’i sakit yang mengantarkan kepada wafatnya datanglah Muhammad bin Abdillah bin Abdilhakim berselisih dengan Al Buwaithi untuk memegang “kursi syaikh” di majlisnya Al Imam Asy syafi’i. Maka datanglah Al Imam Al humaidi yang ketika itu berada di mesir, beliau berkata : “Berkata syafi’i: “Tidak ada seorangpun yang berhak atas majlisku dari pada Yusuf bin Yahya, dan tidak ada seorang dari ashab-ku yang lebih ‘alim darinya…”
Al Imam Abu Ya’qub seorang yang sangat Alim bahkan masih lebih unggul dari dua murid utama Asy syafi’i yang lainnya yakni Al Muzani dan Ar Rabii’ Al murodi, namun dua yang terakhir ini lebih banyak karyanya dan lebih sering disebutkan di dalam kitab-kitab syafi’iyyah. Hal ini dikarenakan Al buwaithi dipenjara oleh Khalifah Al waatsiq dan diseret dalam keadaan membawa belenggu yang berat dari mesir ke baghdad dikarenakan mempertahankan aqidah salaf bahwa Al qur’an kalamullah bukan makhluq. Sementara dua murid Asy syafi’i yang lain berusia cukup panjang, lebih dari 30 tahun dari usia Al buwaithi. Sehingga kesempatan untuk mengajarkan madzhab al imam asy syafi’i lebih banyak dan lebih banyak yang murid-murid yang meriwayatkan kitab-kitab al imam asy syafi’i kepada mereka berdua.
Sebagaimana disebutkan di atas, Abu Ya’qub Al Buwaithi di penjara di baghdad. Dikisahkan setiap kali adzan jum’at berkumandang maka beliau mandi dan mengenakan pakaiannya yang terbaik dan kemudian menuju pintu penjara untuk keluar sholat juma’t namun para penjaga penjara melarang beliau. Beliau berkata : “Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu namun mereka semua menghalangiku”. Demikianlah keadaan imam besar ini sampai kemudian beliau wafat di dalam penjara karena mempertahankan aqidahnya, rahimahullah ta’ala rahmatan wasi’atan..wa askanahu fasiha jannatih.
Maroji : Al Madkhol ila madzhabisy syafi’i hal 100-102.
boleh minta link atau pdf dari maroji diats syukron