Dalam disiplin ilmu Ushul Fiqh pembebanan ini dikenal dengan istilah taklif.
Dalam kitab
معالم أصول الفقه عند أهل السنة و الجماعة
halaman 326 taklif dijelaskan secara bahasa dan istilah :
التكليف لغة إلزام ما فيه كلفة، و الكلفة هي المشقة
Secara bahasa taklif adalah mewajibkan pelaksanaan sesuatu yang di dalamnya terdapat beban yaitu kesulitan.
واصطلاحا إلزام مقتضى خطاب الشرع
Adapun secara istilah taklif adalah mewajibkan pelaksanaan sesuatu berdasarkan tuntutan seruan dari Syariah (khitab asy syar’i).
و المراد بمقتضى خطاب الشرع : الأمر و النهي و الإباحة
Yang dimaksud berdasarkan tuntutan seruan dari Syariah (khitab asy syar’i) mencakup perintah, larangan, dan ibahah alias mubah.
Inilah makna taklif secara singkat.
Berkaitan dengan taklif hukum syariah ini maka dari penjelasan para ulama ushuliy (ulama spesialis disiplin ilmu ushul fiqh) akan kita temukan bahwa perbuatan seorang hamba tidak akan keluar dari 4 jenis taklif!
Dalam kitab
مذكرة أصول الفقه على روضة الناظر
halaman 62, 63, dan 65 disampaikan :
الأول: الفعل الصريح كالصلاة
1. Taklif yang pertama adalah perbuatan yang jelas menunjukkan perbuatan semacam shalat.
الثانى: فعل اللسان وهو القول والدليل على أن القول فعل قوله تعالى: (زخرف القول غرورا ولو شاء ربك ما فعلوه)
2. Taklif yang kedua adalah perbuatan lidah yaitu ucapan, dalil bahwa ucapan itu adalah perbuatan yaitu Al Qur’an surat Al An’am ayat 112 : ‘sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya.’
الثالث: الترك و التحقيق أنه فعل وهو كف النفس وصرفها عن المنهى عنه
3. Taklif yang ketiga adalah tidak berbuat, dan hasil telaah yang mendalam menunjukkan bahwa tidak berbuat itu adalah perbuatan juga! Yaitu menahan diri dan memalingkan diri dari sesuatu yang dilarang.
وكقوله تعالى:” كانوا لا يتناهون عن منكر فعلوه لبئس ما كانوا يفعلون ” فسمى عدم تناهيهم عن المنكر فعلا وهو واضح
Dalilnya Al Qur’an surat Al Maidah ayat 79 : ‘mereka satu sama lain tidak melarang perbuatan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka perbuat itu.’ Maka Allah menamai aktivitas tidak saling melarang kemungkaran sebagai perbuatan, dan ini tentu jelas.
وأما دلالة السنة ففى
أحاديث كقوله: (المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده) فسمى ترك الأذى اسلاما وهو يدل على أن الترك فعل
Adapun dalil As Sunnah, ditunjukkan oleh hadits Rasulullah Muhammad ﷺ : ‘seorang muslim sejati adalah ketika kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.’ Rasulullah Muhammad ﷺ menamai perbuatan “tidak mengganggu” dengan islam. Ini dalil bahwa TIDAK BERBUAT ADALAH PERBUATAN.
الرابع: العزم المصمم على الفعل والدليل على أنه فعل قوله فى حديث أبى بكرة الثابت فى الصحيح اذا التقى المسلمان بسيفيهما فالقاتل والمقتول فى النار، قالوا يا رسول الله قد عرفنا القاتل فما بال المقتول، قال انه كان حريصا على قتل صاحبه
4. Taklif yang keempat adalah tekad kuat yang membaja untuk melakukan suatu perbuatan. Dalil bahwa ini adalah perbuatan yaitu sabda Rasulullah Muhammad ﷺ : ‘jika ada dua orang muslim yang membawa pedang berjumpa untuk saling menghabisi, maka pembunuh dan yang dibunuh masuk neraka, para sahabat bertanya wahai Rasulullah kami paham pembunuh masuk neraka, tapi mengapa yang dibunuh masuk neraka juga? Rasulullah Muhammad ﷺ menjawab karena dia sangat bertekad kuat ingin membunuh lawannya.’
فالحديث يدل دلالة لا لبس فيها على أن عزم هذا المقتول المصمم على قتل صاحبه فعل، دخل بسببه النار
Maka hadits ini merupakan dalil yang jelas penunjukannya tanpa ada kesamaran bahwa tekad kuat orang yang telah dibunuh untuk membunuh lawannya adalah perbuatan yang menyebabkan masuk ke dalam neraka.
Demikian penjelasan ringkas terkait hal ini. Semoga bermanfaat.
و الله تعالى أعلم بالصواب
Yurifa Iqbal (santri Ma’had Darussalam Asy Syafi’i angkatan 3)
Murajaah : ustaz Agus Abu Husain