Hukum Sendirian Dalam Shaf Shalat Berjamaah Serta Menarik Mundur Salah Satu Jamaah Ke Belakang

Sangat mungkin bagi seorang Muslim yang ingin menunaikan shalat berjamaah terlambat mendatanginya. Kemudian ketika tiba dia dapati shaf pertama telah penuh terisi.

Apa hukumnya makmum shalat sendiri dalam shaf shalat berjamaah? Bagaimana jika dia menarik mundur salah satu jamaah yang ada di depannya?

Di dalam kitab فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين juz 1 halaman 175 Penerbit Dar Ibn Hazm disampaikan:

وكره لمأموم انفراد عن الصف الذي من جنسه إن وجد فيه سعة, بل يدخله

Makruh hukumnya bagi makmum untuk shalat bersendirian dari shaf yang satu jenis kelamin dengannya jika makmum tersebut mendapati kelapangan/kelonggaran di shaf itu, akan tetapi hendaknya dia masuk ke shaf yang longgar itu.

Keterangan singkat diatas kemudian diuraikan dengan lebih detail di dalam kitab إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين juz 2 halaman 46 Penerbit Darul Kutub Islamiyah :

(قوله: الذي من جنسه)
أي المأموم، كأن كان رجلا وأهل الصف كلهم رجال، أو أنثى وأهل الصف كلهم إناث، أو خنثى وأهل الصف كلهم خناثى

yang sama jenis kelaminnya dengan makmum tersebut, contoh makmum adalah laki-laki dan di shaf itu semuanya laki-laki, atau makmum adalah perempuan dan di shaf itu semuanya perempuan, atau makmum adalah khuntsa (yang punya 2 jenis kelamin) dan di shaf itu semuanya khuntsa.

Kemudian masih di kitab yang sama terkait makmum yang menarik mundur salah satu jamaah dijelaskan dalam teks berikut ini:

إن وجد فيه – أي الصف – سعة، بأن كان لو دخل في الصف وسعه، من غير إلحاق مشقة لغيره وإن لم تكن فيه فرجة. فإن لم يجد السعة أحرم، ثم بعده جر إليه شخصا من الصف ليصطف معه، خروجا من الخلاف

Jika makmum tersebut mendapati kelonggaran/kelapangan pada shaf dimana seandainya dia masuk shaf masih bisa mencukupi tanpa menyakiti jamaah shalat disebelahnya meskipun tidak ada lagi celah kosong di shaf itu. Jika makmum tersebut tidak mendapati kelonggaran/kelapangan pada shaf maka dia takbiratul ihram setelah itu kemudian DIA MENARIK MUNDUR SEORANG JAMAAH DARI SHAF YANG ADA DI DEPANNYA AGAR BISA MENEMANI MAKMUM PADA SHAF ITU, karena keluar dari perselisihan ulama.

Ini dari sisi makmum yang menarik mundur salah seorang jamaah shalat yang telah ada di shaf depan, lalu bagaimana dengan jamaah yang ditarik mundur? Disampaikan:

وسن لمجروره مساعدته بموافقته، فيقف معه صفا لينال فضل المعاونة على البر والتقوى وظاهر أنه لا يجر أحدا من الصف إذا كان اثنين، لأنه يصير أحدهما منفردا

Dan disunnahkan bagi jamaah shalat yang ditarik mundur ke belakang untuk membantu makmum tersebut menyesuaikan shaf, maka orang yang ditarik mundur berdiri bersama makmum dalam satu shaf yang sama agar dapat diperoleh keutamaan tolong menolong dalam kebaikan & ketakwaan, dan secara zhahir dipahami bahwa makmum tersebut tidak boleh menarik seorang jamaah mundur ke belakang dari shaf depan jika jamaahnya hanya 2 orang, karena kalau seperti itu maka salah satu dari 2 orang tadi shalat bersendirian dalam shaf.

Namun perlu diketahui bahwa menarik mundur seorang jamaah ke belakang ini ada syaratnya. Apa saja?

(والحاصل) شروط الجر أربعة
Maka terdapat 4 syarat menarik mundur salah satu jamaah shalat.

  1. أن يكون الجر بعد إحرامه
    Aktivitas menarik mundur salah satu jamaah dilakukan setelah makmum tersebut takbiratul ihram
  2. Syarat kedua
    وأن يجوز موافقته، و إلا امتنع خوف الفتنة
    Ada dugaan yang ditarik mundur mau mundur. Oleh karena itu jika tidak ada dugaan mau ditarik mundur, tidak boleh ditarik mundur.
  3. وأن يكون حرا، لئلا يدخل غيره في ضمانه بالاستيلاء عليه
    Jamaah yang ditarik mundur adalah orang merdeka, agar jangan sampai selain orang merdeka (baca budak) ada dalam tanggungannya karena dia telah mengambil dengan paksa.
  4. و أن لا يكون الصف اثنين
    Shaf depan tidak terdiri dari dua orang.

Kemudian keterangan tambahan terkait disunnahkan untuk membersamai makmum yang menarik mundur ini juga terdapat di dalam kitab إيضاح القواعد الفقيهة halaman 111 penerbit Darudh Dhiya :

كما أشار إليه ابن حجر في فتح الجواد حيث قال : يسن للمجرور مساعدته لينال فضيلة المعاونة على البر والتقوى، وذلك يعدل فضل ما فاته من الصف الأول

Sebagaimana yang disampaikan Imam Ibn Hajar dalam kitab Fathul Jawad : disunnahkan bagi salah satu jamaah shalat yang ditarik mundur ke belakang untuk membersamai makmum di satu shaf yang sama agar orang yang ditarik mundur tadi mendapat keutamaan tolong menolong dalam kebaikan & ketakwaan dan hal itu setara dengan keutamaan shaf pertama yang terluput darinya.

وفي التحفة : وليساعده المجرور ندبا، لأن فيه إعانة مع البر على حصول ثواب صفه لأنه لم يخرج منه إلا لعذر

Dan di dalam kitab Tuhfatul Muhtaj Imam Ibn Hajar menyampaikan : disunnahkan jamaah shalat yang ditarik mundur ke belakang untuk membantu membersamai makmum di shaf yang sama, karena pada aktivitas ini terdapat tolong-menolong dalam kebaikan untuk memperoleh pahala shafnya karena sebetulnya dia tidak keluar dari shaf kecuali karena ada udzur.

Lalu apa sebenarnya konsekuensi dari shalat bersendirian dari shaf depan ini? Dalam فتح المعين & إعانة الطالبين disampaikan :

وكل هذه تفوت فضيلة الجماعة كما صرحوا به

Semua ini bisa menghilangkan fadhilah keutamaan shalat berjamaah sebagaimana yang ditegaskan para Fuqaha.

(قوله: وكل هذه) أي وكل واحدة من هذه الصور، وهي الانفراد عن الصف…

Yakni semua yang telah disebutkan sebelum ini diantaranya adalah shalat bersendirian dari shaf depan…

(قوله: تفوت فضيلة الجماعة) أي التي هي سبع وعشرون درجة، أو خمس وعشرون

menghilangkan fadhilah keutamaan shalat berjamaah berupa pahala 27 derajat atau 25 derajat.

أن المراد فوات ذلك الجزء الذي حصل فيه ذلك المكروه، لا في كل الصلاة

Maksudnya adalah terluputnya fadhilah keutamaan shalat berjamaah di bagian yang terdapat kemakruhan padanya, bukan di seluruh bagian shalat.

Demikian pembahasan ringkas terkait hal ini. Jadi jangan asal menarik mundur saja ya. Ada syarat dan ketentuannya. Semoga bermanfaat.

و الله تعالى أعلم بالصواب

Yurifa Iqbal (santri Ma’had Darussalam Asy Syafi’i angkatan 3)

Murajaah: ustaz Agus Abu Husain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *